Selasa, 23 November 2010

Pembahasan Novel

A. Pengertian
Nofel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian kehidupan dengan orang – orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak ssetiap pelakunya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui unsur yang paling menonjol pada sebuah novel adalah tokoh – tokoh terlibat dalam cerita dengan semua wataknya. Oleh karena itu, sebuah novel dapat dikatakan jelek jika tidak mampu menonjolkan watak setiap pelakunya.
Tokoh dalam cerita merupakan pribadi yang utuh, lengkap dengan keadaan lahir dan batin. Tokoh cerita mempunyai watak tertentu. Penggambaran atau pelukisan watak tokoh cerita disebut penokohan atau perwatakan. Penokohan atau perwatakan mencakup hal – hal berikut.
1. Penggambaran keadan fisik, yaitu paparan tokoh dari segi lahir yang meliputi bentuk fisik, pakaian, dan apa yang dibawanya.
2. Penggambaran jalan pikiran tokoh terhadap atau apa yang terlintas dalam pikirannya. Penggambaran ini merupakan paparan tokoh tentang apa yang dipikirkannya.
3. Penggambaran reaksi tokoh terhadap peristiwa – peristiwa yang terjadi. Penggambaran ini merupakan paparan tokoh tentang cara dia menanggapi suatu masalah yang muncul.
4. Penggambaran keadaan sekitar tokoh, yaitu paparan tentang lingkungan dan tokoh lain yang sangat erat hubungannya dengan tokoh utama.
B. Tokoh dalam novel
Tokoh adalah orang orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan.
Contoh :
Suatu saat, Hayati datang ke Padang Panjang bermaksud melihat pasar malam di sana. Ia menginap di rumah sahabatnya, Khatijah. Zainuddin tentu saja diberi tahu perihal maksud Hayati. Satu peluang untuk melepas rasa rindu, terbayang pulang di hadapan mereka. Namun, semua itu tinggal harapan. Ada pihak ketiga yang membuat cerita menjadi lain. Azis kakak khatijah ternyata tertarik pada Hayati, pada kecantikan gadis bahpuh. Terjadilah persaingan antara Zainuddin dan Azis dalam perebutan Hayati.
Dikutip dari : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, HAMKA, 1939
Kata yang dicetak tebal menunjukkan nama - nama tokoh yang terlibat dalam penggalan novel tersebut.
C. Jenis tokoh dilihat dari perannnya
a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaaanya dalam novel yang bersangkutan
b. Tokoh pendamping adalah tokoh yang dihadirkan jika keterkaitaannya dengan tokoh utama baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh :
Zainuddin yang menerima surat pendidikannya, tak mampu berbuat apa – apa, kecuali meratapi nasibnya. Terlebih lagi menurut Muluk, sahabatnya, lelaki yang akan mengawini Hayati tak lebih dari seorang manusia yang bermoral bejat.
Sesungguhnya, Hayati pun merasa kegetiran yang amat dalam. Ia harus menikah dengan lelaki yang tak dicintainya. Namun, keputusan ninik - mamaknya ibarat tangan besi yang berkuasa menentukan nasibnya. Pada akhirnya Hayati hanya pasrah menerima derita menimpanya.
Setelah muluk mengabarkan perkawinan Hayati – Azis, Zainuddin jatuh sakit. Makin lama makin parah, bahkan pemuda itu tidak punya semangat hidup lagi. Beruntunglah, ia masih mempunyai seorang sahabat sejati, yakni Muluk yang mau menemani Zainuddin dengan setia. Kemudian untuk melupakan masa lalunya yang pahit, Zainuddin bersama muluk pergi ke Jakarta. Di kota inilah bakat menulisnya mulai tersalurkan. Lambat laun, karyanya mulai dikenal oleh masyarakat. Dengan bekal itu Zainuddin dengan ditemani Muluk hijrah ke Surabaya. Di kota buaya ini Zainuddin dikenal sebagai pengarang terkemuka. Selain itu, ia dikenal sebagai hartawan yang dermawan.
Dikutip dari : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, HAMKA, 1939
Dalam penggalan novel tersebut dijelaskan tokoh utama dengan cetak tebal dan tokoh pendamping dicetak tebal miring
D. Jenis tokoh berdasarkan sifatnya
a. Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi pembaca, merupakan gambaran norma – norma, nilai – nilai, dan harapan pembaca memiliki watak baik dan merupakan pusat cerita
b. Tokoh antagonis adalah pelaku berwatak nertentangan dengan pelaku protagonis dan selalu membuat masalah yang menimbulkan pertentangan.
Berikut ini adalah pemnggalan novel yang menggambarkan tokoh protagonis
Samsul Bahri, mendengar peristiwa yang menimpa kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, ikut prihatin. Cintnaya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja dilupakan. Oleh karena itu, ketika liburan ia pulag ke Padang dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja keduanya pun bertemu saling menceritakan pengalaman masing – masing.
Berikut ini adalah pemnggalan novel yang menggambarkan tokoh antagonis
Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya dipadang panjang berusaha menjatuhkan kedudukan baginda sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat kekayaan ayah Siti Nurbaya itu.
“aku sesungguhnnya tidak senang melihat perniagaan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu hendaklah ia dijatuhkan.
Dikutip dari : Sitti Nurbaya, Marah Rusli, 1922
E. Cara melukiskan tokoh
a. Melukiskan bentuk lahir tokoh
Contoh :
Dia mengawasi gadis yang sedang menyobek – nyobek daun bunga itu. Kulitnya yang kuning, matanya yang redup. Cantik.
Dikutip dari : Jentera Lepas, Ashadi Siregar
a. Pengarang langsung mengalisis watak pelaku
Contoh :
Tidak lain ramus adalah sahabat Madras sejak mereka di SMA dulu. Di SMA mereka duduk satu bangku, suka belajar bersama, suka membolos bersama, suka menggoda murid - murid perempuan dari sekolah lain bersama, suka berenang bersama, dan suka pinjam memiminjam buku. Dulu memang dia suka ugal – ugalan dan kurang ajar.
Dikutip dari : N.Y. Talis, Budi Dharma
c. Melukiskan keadaan lingkungan sekitar pelaku. Misalnya dengan melukiskan kamar pelaku, pembaca dapat memiliki kesan apakah tokoh yang ditampilkan seorang yang rajin, jorok malas.
Contoh :
Dia duduk di jok belakang, sementara Madras dan Wiwin di jok depan. Mobil agak kotor, karena memang Madras yang membersihkannya. Ada dua lalat beterbangan, menabrak – nabrak kaca ingin keluar. Juga ada dua nyamuk berkeliaran. Dan juga ada dua kalamangu kecil merayap tenang.
Dikutip dari : N.Y. Talis, Budi Dharma
Selain cara tersebut, penyajian tokoh dalam novel dapat dilakukan dengan penggambaran fisik tokoh secara naratif atau penceritaan oleh tokoh lain
Contoh penyajian tokoh novel
Bapaknya yang masih duduk senang di atas kursi rotan itu jadi menteri kabupaten di kantor Patih Sumedang. Ia sudah lebih dari sepuluh baya, sudah masuk bilangan orang tua. Tua umur tetapi badannnya masih muda rupanya. Bahkan hatinya pun sekali – kali belum boleh dikatalan tua lagi. Jauh dari itu, barang di mana ada keramaian di Sumedang atau di desa – desa yang tiada jauh benar dari kota itu, hampir selalu ia kelihatan. Hampir di dalam segala perkara ia hendak di atas dan terkemuka, rupanya dan cakapnya. Memang ia pantang kerendahan, perkataannya paling dipatahkan.
Dikutip dari : Katak Hendak Jadi Lembu, Nur Sutan Iskandar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar